Powered By Blogger

Monday, 11 June 2012

Film Kartun: Asyik dan Mendidik

Film kartun sebagai media hiburan sampai sekarang masih mendapat tempat di hati para pecinta atau penggemarnya. Penggemar film jenis ini tidak memandang usia, meskipun film jenis ini kebanyakan untuk konsumsi anak-anak. Ada juga film kartun untuk usia remaja dan dewasa. Yang membedakan film kartun anak-anak dengan film kartun dewasa adalah pada penokohan, tema cerita dan amanat/pesan.
Film kartun sampai saat ini masih didominasi produsen Jepang dan Amerika Serikat ini selain mengandung unsur hiburan juga mengandung unsur pendidikan, meskipun kadang terselip unsur permusuhan dan kekerasan. Dua hal yang senantiasa kita hindarkan pengaruhnya bagi anak-anak. Kalau asyik banget nonto kartun di TV, seringkali juga mereka melupakan waktu belajar mereka. Jika kita melarang mereka menonton sepertinya ini terlalu ekstrim. Yang lebih memprihatinkan setelah usai menonton film ini mereka tidak dapat menangkap pesan moral dari film tersebut, yang membekas di benak mereka justru unsur negatifnya saja. Misalnya tokoh jagoannya, aksi pukul, bicara kasar/keras, pertengkaran dan kekerasan lainnya yang dikemas secara lucu dan menggelikan.Tak jarang mereka menirukan aksi-aksi tokoh kartunnya.
Sebagai langkah bijaksana alangkah baiknya jika anak-anak kita dampingi saat menyaksikan film kartun sambil kita jelaskan pesan-pesan moral seperti : kejujuran, keteguhan, toleransi, kebijaksanaan, kesabaran dan sebagainya. Dengan begitu selain film kartun sebagai media hiburan dan tontonan namun juga sebagai tuntunan dan media pembelajaran budi pekerti anak-anak kita di rumah.
Sebagai guru yang kreatif, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan kfilm kartun anak-anak yang bisa mendidik dan dapat digunakan untuk media pembelajaran. Selain itu juga bisa sebagai penambah motivasi belajar dan membawa angin segar suasana pembelajaran, tentu saja ada penanaman nilai-nilai moral. Tidak semua film kartun layak dijadikan sebagai media pembelajaran, maka kita atau pun guru sudah seharusnya melakukan proses seleksi terlebih dahulu mana film yang relevan dan layak dijadikan media pembelajaran.
Misalnya saja nih… untuk mebiasakan siswa dalam menjaga kebersihan, bisa ditayangkan Video. Pembelajaran seperti ini bisa dijadikan alternative untuk pemberian penanaman moral dan kebiasaan baik bagi anak-anak khususnya siswa Sekolah Dasar di kelas rendah. 
Berikut salah satu contoh video pembelajaran tentang budi pekerti.
Demikianlah, mudah-mudahan postingan ini dapat menambah pengetahuan dan khasanah pembelajaran kita sehingga pembelajaran yang dirancang nantinya  dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.

PRIHANDINI SUKUSDA
A510100232

No comments:

Post a Comment